Keutamaan Surat Al Jatsiyah: Kandungan & Cara Mengamalkan

Keutamaan Surat Al Jatsiyah – Didalam kitab suci Al Quran terdapat 114 surat, setiap surat yang ada memiliki keutamaan masing masing. Oleh karena itu setiap umat muslim wajib untuk mengetahui itu semua, dengan mengetahui keutamaan setiap surat maka dapat di amalkan setiap hari.

Pada pembahasan sebelumnya juga sempat kami sampaikan kepada kalian semua mengenai keutamaan surat Al Mulk Beserta, bahkan dilengkapi dengan arab latin dan artinya. Dengan begitu lebih mempermudah buat kalian yang sebelumnya belum hafal dengan surah tersebut.

Sama seperti halnya pada pembahasan kali ini, kami akan sampaikan kepada kalian semua mengenai keutamaan surat Al Jatsiyah beserta bagaimana cara mengamalkan surat tersebut. Karena keutamaan dari surat tersebut akan terhindar dari siksa api neraka, maka banyak umat muslim yang sering mengamalkan.

Bagi kalian yang ingin mengetahui apa saja keutamaan dari surah tersebut, maka simak terus ulasan ini sampai selesai agar nantinya lebih paham. Selain di informasikan akan keutamaan, disertai juga dengan bacaan surat Al Jatsiyah sebagai berikut.

Kandungan Surat Al Jatsiyah

Sebagai mana telah dijelaskan, terdapat beberapa kandungan di dalam surat Al Jatsiyah, untuk mengetahui lebih lengkap dapat simak sebagai berikut.

  • Tercipta langit dan bumi sebagai tanda kebesaran Allah.
  • Kebesaran Allah menundukkan kapal di lautan serta pergantian hari.
  • Peringatan kepada orang orang yang mengingkari Al-Qur’an dan orang berdusta.
  • Penjelasan tentang keadaan manusia di Akhirat nanti.
  • Ancaman dan azab bagi orang orang kafir.
  • Kisah Bani Israil yang diberi nikmat namun mereka kufur atas nikmatnya.

Keutamaan Surat Al Jatsiyah

Sesuai dengan pembahasan kali ini, terlebih dahulu sampaikan kepada kalian semua mengenai keutamaan dari surat Surat Al Jatsiyah apa saja. Bagi kalian yang ingin mengetahui keutamaan dari surat tersebut apa saja, dapat simak langsung sebagai berikut.

Keutamaan dari surat Al Jatsiyah ialah termasuk Al Matsani untuk rasullah SAW dimana menjadi pengganti Injil.

Sedangkan untuk keutamaan selanjutnya, setiap umat muslim yang membaca surat Al Jatsiyah akan dijauhkan dari jilatan api neraka yang jahanam. Sebagaimana rasullah telah bersabda Barangsiapa yang membaca Surat Al-Jatsiyah, maka pahalanya, ia tidak akan melihat api neraka, tidak mendengar hembusan Jahanam dan suaranya, dan ia akan bersama denganku.” (Tsawabul A’mal: 143).

Kemudian berlanjut mengenai keutamaan berikutnya dimana setiap umat muslim akan mendapatkan ketenangan di hari kiamat.

Lalu terhindar dari segala godaan setan, kezaliman, penguasa serta dihormati oleh banyak orang. “Barangsiapa yang menulisnya (Surat Al-Jatsiyah) dan membawanya, maka ia akan aman dari godaan setan, paksaan orang yang sewenang-wenang, dihormati dan dicintai setiap orang yang melihatnya.” (Tafsirul Burhan, Juz 7: 173).

Terhindar dari segala bencana serta ganguan dari jin dan setan, dimana dalam kitab Al-Misbah dinyatakan bahwa barangsiapa yang membawanya (membacanya), maka ia akan aman dari segala bencana, dan ia juga terjaga dari keburukan (godaan) jin. (Al-Misbah lil Kafami: 610).

Bida menjadi wasilah untuk mendapatkan keberkahan serta kelarisan ketika kalian memiliki usaha berjualan atau berniaga.

Bacaan Surat Al Jatsiyah

حٰمٓ‌‌

Haa-Miiim

  1. Haa Mim

تَنۡزِيۡلُ الۡكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الۡعَزِيۡزِ الۡحَكِيۡمِ

Tanziilul Kitaabi minal laahil ‘Aziizil Hakiim

  1. Kitab (ini) diturunkan dari Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.

اِنَّ فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ لَاٰيٰتٍ لِّلۡمُؤۡمِنِيۡنَؕ

Innaa fis samaawaati wal ardi la Aayaatil lilmu’miniin

  1. Sungguh, pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang mukmin.

وَفِىۡ خَلۡقِكُمۡ وَمَا يَبُثُّ مِنۡ دَآبَّةٍ اٰيٰتٌ لِّقَوۡمٍ يُّوۡقِنُوۡنَۙ

Wa fii khalaqikum wa maa yabussu min daaabbatin Aayaatul liqawminy-yuuqinuun

  1. Dan pada penciptaan dirimu dan pada makhluk bergerak yang bernyawa yang bertebaran (di bumi) terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) untuk kaum yang meyakini,

وَاخۡتِلَافِ الَّيۡلِ وَالنَّهَارِ وَمَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَآءِ مِنۡ رِّزۡقٍ فَاَحۡيَا بِهِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا وَ تَصۡرِيۡفِ الرِّيٰحِ اٰيٰتٌ لِّقَوۡمٍ يَّعۡقِلُوۡنَ

Wakhtilaafil laili wannahaari wa maaa anzalal laahu minas samaaa’i mir rizqin fa ahyaa bihil arda ba’da mawtihaa wa tasriifir riyaahi Aayaatul liqawminy ya’qiluun

  1. dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dengan (air hujan) itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering); dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengerti.

تِلۡكَ اٰيٰتُ اللّٰهِ نَـتۡلُوۡهَا عَلَيۡكَ بِالۡحَقِّ‌ ‌ۚ فَبِاَىِّ حَدِيۡثٍۢ بَعۡدَ اللّٰهِ وَاٰيٰتِهٖ يُؤۡمِنُوۡنَ

Tilka Aayatul laahi natluuhaa ‘alika bilhaqq, fabiayyi hadiisim ba’dal laahi wa Aayaatihii yu’minuun

  1. Itulah ayat-ayat Allah yang Kami bacakan kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan perkataan mana lagi mereka akan beriman setelah Allah dan ayat-ayat-Nya.

وَيۡلٌ لِّـكُلِّ اَفَّاكٍ اَثِيۡمٍۙ

Wailul likulli affaakin asiim

  1. Celakalah bagi setiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa,

يَّسۡمَعُ اٰيٰتِ اللّٰهِ تُتۡلٰى عَلَيۡهِ ثُمَّ يُصِرُّ مُسۡتَكۡبِرًا كَاَنۡ لَّمۡ يَسۡمَعۡهَا‌ ۚ فَبَشِّرۡهُ بِعَذَابٍ اَ لِيۡمٍ

Yasma’u Aayaatil laahi tutlaa ‘alaihi summa yusirru mustakbiran ka-al lam yasma’haa fabashshirhu bi’azaabin aliim

  1. (yaitu) orang yang mendengar ayat-ayat Allah ketika dibacakan kepadanya namun dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka peringatkanlah dia dengan azab yang pedih.

وَاِذَا عَلِمَ مِنۡ اٰيٰتِنَا شَيْئَۨا اتَّخَذَهَا هُزُوًا‌ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ مُّهِيۡنٌ

Wa izaa ‘alima min Aayaatinaa shai’anit takhazahaa huzuwaa; ulaaa’ika lahum ‘azaabum muhiin

  1. Dan apabila dia mengetahui sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka (ayat-ayat itu) dijadikan olok-olok. Merekalah yang akan menerima azab yang menghinakan.

مِنۡ وَّرَآٮِٕهِمۡ جَهَنَّمُۚ وَلَا يُغۡنِىۡ عَنۡهُمۡ مَّا كَسَبُوۡا شَيۡــًٔـا وَّلَا مَا اتَّخَذُوۡا مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ اَوۡلِيَآءَ‌ ۚ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيۡمٌؕ

Minw waraaa’ihim Jahannamu wa laa yughnii ‘anhum maa kasabuu shai’anw wa laa mat takhazuu min duunil laahi awliyaaa’a wa lahum ‘azaabun ‘aziim

  1. Di hadapan mereka neraka Jahanam dan tidak akan berguna bagi mereka sedikit pun apa yang telah mereka kerjakan, dan tidak pula (bermanfaat) apa yang mereka jadikan sebagai pelindung-pelindung (mereka) selain Allah. Dan mereka akan mendapat azab yang besar.

هٰذَا هُدًى‌ ‌ۚ وَالَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمۡ لَهُمۡ عَذَابٌ مِّنۡ رِّجۡزٍ اَلِيۡمٌ

Haazaa hudanw wal laziina kafaruu bi aayaati Rabbihim lahum ‘azaabum mir rijzin aliim

  1. Ini (Al-Qur’an) adalah petunjuk. Dan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhannya mereka akan mendapat azab berupa siksaan yang sangat pedih.

اَللّٰهُ الَّذِىۡ سَخَّرَ لَـكُمُ الۡبَحۡرَ لِتَجۡرِىَ الۡفُلۡكُ فِيۡهِ بِاَمۡرِهٖ وَلِتَبۡتَغُوۡا مِنۡ فَضۡلِهٖ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ‌ۚ

Allaahul lazii sahkhara lakumul bahra litajriyal fulku fiihi bi amrihii wa litabtaghuu min fadlihii wa la’allakum tashkuruun

  1. Allah-lah yang menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan agar kamu bersyukur.

وَسَخَّرَ لَـكُمۡ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ جَمِيۡعًا مِّنۡهُ‌ ؕ اِنَّ فِىۡ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوۡمٍ يَّتَفَكَّرُوۡنَ

Wa sakhkhara lakum maa fis samaawaati wa maa fil ardi jamii’am minh; inna fiizaalika la Aayaatil liqawminy yatafakkaruun

  1. Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.

قُلْ لِّلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا يَغۡفِرُوۡا لِلَّذِيۡنَ لَا يَرۡجُوۡنَ اَيَّامَ اللّٰهِ لِيَجۡزِىَ قَوۡمًۢا بِمَا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ

Qul lillaziina aamanuu yaghfiruu lillaziina laa yarjuuna ayyaamal laahi liyajziya qawmam bimaa kaanuu yaksibuun

  1. Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tidak takut akan hari-hari Allah karena Dia akan membalas suatu kaum sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.

مَنۡ عَمِلَ صَالِحًـا فَلِنَفۡسِهٖ‌ۚ وَمَنۡ اَسَآءَ فَعَلَيۡهَاۖ ‌ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمۡ تُرۡجَعُوۡنَ

Maa ‘amila saalihan falinafsihii wa man asaaa’a fa’alaihaa summa ilaa Rabbikum turja’uun

  1. Barangsiapa mengerjakan kebajikan maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmu kamu dikembalikan.

وَلَقَدۡ اٰتَيۡنَا بَنِىۡۤ اِسۡرَآءِيۡلَ الۡكِتٰبَ وَالۡحُكۡمَ وَالنُّبُوَّةَ وَرَزَقۡنٰهُمۡ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلۡنٰهُمۡ عَلَى الۡعٰلَمِيۡنَ‌ۚ

Wa laqad aatainaa Baniii Israaa’iilal Kitaaba walhukma wan Nubuwwata wa razaqnaahum minat taiyibaati wa faddalnaahum;alal ‘aalamiin

  1. Dan sungguh, kepada Bani Israil telah Kami berikan Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian, Kami anugerahkan kepada mereka rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masa itu).

وَاٰتَيۡنٰهُمۡ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡاَمۡرِ‌ ۚ فَمَا اخۡتَلَفُوۡۤا اِلَّا مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَهُمُ الۡعِلۡمُ ۙ بَغۡيًاۢ بَيۡنَهُمۡ‌ؕ اِنَّ رَبَّكَ يَقۡضِىۡ بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ فِيۡمَا كَانُوۡا فِيۡهِ يَخۡتَلِفُوۡنَ

Wa aatainaahum baiyinaatim minal amri famakh talafuuu illaa mim ba’di maa jaaa’ahumul ‘ilmu baghyam bainahum; inna Rabbaka yaqdii bainahum Yawmal Qiyaamati fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun

  1. Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang jelas tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih kecuali setelah datang ilmu kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Sungguh, Tuhanmu akan memberi putusan kepada mereka pada hari Kiamat terhadap apa yang selalu mereka perselisihkan.

ثُمَّ جَعَلۡنٰكَ عَلٰى شَرِيۡعَةٍ مِّنَ الۡاَمۡرِ فَاتَّبِعۡهَا وَلَا تَتَّبِعۡ اَهۡوَآءَ الَّذِيۡنَ لَا يَعۡلَمُوۡنَ

Summa ja’alnaaka ‘alaa sharii’atim minal amri fattabi’haa wa laa tattabi’ahwaaa’al-laziina laa ya’lamuun

  1. Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui.

اِنَّهُمۡ لَنۡ يُّغۡنُوۡا عَنۡكَ مِنَ اللّٰهِ شَيۡــًٔـا‌ ؕ وَ اِنَّ الظّٰلِمِيۡنَ بَعۡضُهُمۡ اَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍ‌ ۚ وَاللّٰهُ وَلِىُّ الۡمُتَّقِيۡنَ

Innahum lany yughnuu ‘anka minal laahi shai’aa; wa innaz zaalimiina ba’duhum awliyaaa’u ba’dinw wallaahu waliyyul muttaqiin

  1. Sungguh, mereka tidak akan dapat menghindarkan engkau sedikit pun dari (azab) Allah. Dan sungguh, orang-orang yang zhalim itu sebagian menjadi pelindung atas sebagian yang lain, sedangkan Allah pelindung bagi orang-orang yang bertakwa.

هٰذَا بَصَاٮِٕرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَّرَحۡمَةٌ لِّقَوۡمٍ يُّوۡقِنُوۡنَ

Haazaa basaaa’iru linnaasi wa hudanw wa rahmatul liqawminy yuuqinuun

  1. (Al-Qur’an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.

اَمۡ حَسِبَ الَّذِيۡنَ اجۡتَـرَحُوا السَّيِّاٰتِ اَنۡ نَّجۡعَلَهُمۡ كَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ ۙ سَوَآءً مَّحۡيَاهُمۡ وَمَمَاتُهُمۡ‌ ؕ سَآءَ مَا يَحۡكُمُوۡنَ

Am hasibal laziinaj tarahus saiyiaati an naj’alahum kallaziina aamanuu wa ‘amilu saalihaati sawaaa’am mahyaahum wa mamaatuhum; saaa’a maa yahkumuun

  1. Apakah orang-orang yang melakukan kejahatan itu mengira bahwa Kami akan memperlakukan mereka seperti orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, yaitu sama dalam kehidupan dan kematian mere-ka? Alangkah buruknya penilaian mereka itu.

وَ خَلَقَ اللّٰهُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ بِالۡحَقِّ وَلِتُجۡزٰى كُلُّ نَفۡسٍۢ بِمَا كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُوۡنَ

Wa khalaqal laahus samaawaati wal arda bilhaqqi wa litujzaa kullu nafsim bimaa kasabat wa hum laa yuzlamuun

  1. Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan dirugikan.

اَفَرَءَيۡتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰٮهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلۡمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمۡعِهٖ وَقَلۡبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةً  ؕ فَمَنۡ يَّهۡدِيۡهِ مِنۡۢ بَعۡدِ اللّٰهِ‌ ؕ اَفَلَا تَذَكَّرُوۡنَ

Afara’ayta manit takhaza ilaahahuu hawaahu wa adal lahul laahu ‘alaa ‘ilminw wa khatama ‘alaa sam’ihii wa qalbihii wa ja’ala ‘alaa basarihii ghishaawatan famany yahdiihi mim ba’dil laah; afalaa tazakkaruun

  1. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

وَقَالُوۡا مَا هِىَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنۡيَا نَمُوۡتُ وَنَحۡيَا وَمَا يُهۡلِكُنَاۤ اِلَّا الدَّهۡرُ‌ؕ وَمَا لَهُمۡ بِذٰلِكَ مِنۡ عِلۡمٍ‌ ۚ اِنۡ هُمۡ اِلَّا يَظُنُّوۡنَ

Wa qooluu maa hiya illaa hayaatunad dunyaa namuutu wa nahyaa wa maa yuhlikunaaa illad dahr; wa maa lahum bizaalika min ‘ilmin in hum illaayazunnuun

  1. Dan mereka berkata, “Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.” Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja.

وَاِذَا تُتۡلٰى عَلَيۡهِمۡ اٰيٰتُنَا بَيِّنٰتٍ مَّا كَانَ حُجَّتَهُمۡ اِلَّاۤ اَنۡ قَالُوا ائۡتُوۡا بِاٰبَآٮِٕنَاۤ اِنۡ كُنۡتُمۡ صٰدِقِيۡنَ

Wa izaa tutlaa ‘alaihim aayaatuna baiyinaatim maa kaana hujjatahum illaaa an qoolu’tuu bi aabaaa’inaaa in kuntum saadiqiin

  1. Dan apabila kepada mereka dibacakan ayat-ayat Kami yang jelas, tidak ada bantahan mereka selain mengatakan, “Hidupkanlah kembali nenek moyang kami, jika kamu orang yang benar.”

قُلِ اللّٰهُ يُحۡيِيۡكُمۡ ثُمَّ يُمِيۡتُكُمۡ ثُمَّ يَجۡمَعُكُمۡ اِلٰى يَوۡمِ الۡقِيٰمَةِ لَا رَيۡبَ فِيۡهِ وَلٰكِنَّ اَكۡثَرَ النَّاسِ لَا يَعۡلَمُوۡنَ

Qulil laahu yuhyiikum summa yumiitukum summa yajma’ukum ilaa Yawmil Qiyaamati laa raiba fiihi wa laakinna aksaran naasi laa ya’lamuun

  1. Katakanlah, “Allah yang menghidupkan kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan lagi; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

وَلِلّٰهِ مُلۡكُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ؕ وَيَوۡمَ تَقُوۡمُ السَّاعَةُ يَوۡمَٮِٕذٍ يَّخۡسَرُ الۡمُبۡطِلُوۡنَ

Wa lillaahi mulkus samaawaati wal ard; wa Yawma taquumus Saa’atu Yawma ‘iziny yakhsarul mubtiluun

  1. Dan milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari terjadinya Kiamat, akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan (dosa).

وَتَرٰى كُلَّ اُمَّةٍ جَاثِيَةً‌ كُلُّ اُمَّةٍ تُدۡعٰۤى اِلٰى كِتٰبِهَا ؕ اَلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ مَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ

Wa taraa kulla ummatin jaasiyah; kullu ummatin tud’aaa ilaa kitaabihaa al Yawma tujzawna maa kuntum ta’maluun

  1. Dan (pada hari itu) engkau akan melihat setiap umat berlutut. Setiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan.

هٰذَا كِتٰبُنَا يَنۡطِقُ عَلَيۡكُمۡ بِالۡحَقِّ‌ؕ اِنَّا كُنَّا نَسۡتَنۡسِخُ مَا كُنۡتُمۡ تَعۡمَلُوۡنَ

Haazaa kitaabunaa yantiqu ‘alaikum bilhaqq; innaa kunnaa nastansikhu maa kuntum ta’maluun

  1. (Allah berfirman), “Inilah Kitab (catatan) Kami yang menuturkan kepadamu dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan.”

فَاَمَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُدۡخِلُهُمۡ رَبُّهُمۡ فِىۡ رَحۡمَتِهٖ‌ ؕ ذٰلِكَ هُوَ الۡفَوۡزُ الۡمُبِيۡنُ

Fa ammal laziina aamaanuu wa ‘amilus saalihaati fayudkhiluhum Rabbuhum fii rahmatih; zaalika huwal fawzul mubiin

  1. Maka adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka Tuhan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Demikian itulah kemenangan yang nyata.

وَاَمَّا الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡۤا اَفَلَمۡ تَكُنۡ اٰيٰتِىۡ تُتۡلٰى عَلَيۡكُمۡ فَاسۡتَكۡبَرۡتُمۡ وَكُنۡتُمۡ قَوۡمًا مُّجۡرِمِيۡنَ

Wa ammal laziina kafaruuu afalam takun Aayaatii tutlaa ‘alaikum fastakbartum wa kuntum qawmam mujrimiin

  1. Dan adapun (kepada) orang-orang yang kafir (difirmankan), “Bukankah ayat-ayat-Ku telah dibacakan kepadamu tetapi kamu menyombongkan diri dan kamu menjadi orang-orang yang berbuat dosa?”

وَاِذَا قِيۡلَ اِنَّ وَعۡدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّالسَّاعَةُ لَا رَيۡبَ فِيۡهَا قُلۡتُمۡ مَّا نَدۡرِىۡ مَا السَّاعَةُ ۙ اِنۡ نَّـظُنُّ اِلَّا ظَنًّا وَّمَا نَحۡنُ بِمُسۡتَيۡقِنِيۡنَ

Wa izaa qiila inna wa’dallaahi haqqunw was Saa’atu laa raiba fiihaa qultum maa nadrii mas Saa’atu in nazunnu illaa zannanw wa maa nahnu bimustaiqiniin

  1. Dan apabila dikatakan (kepadamu), “Sungguh, janji Allah itu benar, dan hari Kiamat itu tidak diragukan adanya,” kamu menjawab, “Kami tidak tahu apakah hari Kiamat itu, kami hanyalah menduga-duga saja, dan kami tidak yakin.”

وَبَدَا لَهُمۡ سَيِّاٰتُ مَا عَمِلُوۡا وَحَاقَ بِهِمۡ مَّا كَانُوۡا بِهٖ يَسۡتَهۡزِءُوۡنَ

Wa badaa lahum saiyiaatu maa ‘amiluu wa haaqa bihim maa kaanuu bihii yastahzi’uun

  1. Dan nyatalah bagi mereka keburukan-keburukan yang mereka kerjakan, dan berlakulah (azab) terhadap mereka yang dahulu mereka perolok-olokkan.

وَقِيۡلَ الۡيَوۡمَ نَنۡسٰٮكُمۡ كَمَا نَسِيۡتُمۡ لِقَآءَ يَوۡمِكُمۡ هٰذَا وَمَاۡوٰٮكُمُ النَّارُ وَمَا لَـكُمۡ مِّنۡ نّٰصِرِيۡنَ

Wa qiilal yawma nansaakum kamaa nasiitum liqooa’a yawmikum haazaa wa maawaakumun Naaru wa maa lakum min naasiriin

  1. Dan kepada mereka dikatakan, “Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini; dan tempat kembalimu ialah neraka dan se-kali-kali tidak akan ada penolong bagimu.

ذٰلِكُمۡ بِاَنَّكُمُ اتَّخَذۡتُمۡ اٰيٰتِ اللّٰهِ هُزُوًا وَّغَرَّتۡكُمُ الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَا‌ ۚ فَالۡيَوۡمَ لَا يُخۡرَجُوۡنَ مِنۡهَا وَلَا هُمۡ يُسۡتَعۡتَبُوۡنَ

Zaalikum bi annakumut takhaztum aayaatil laahi huzuwanw wa gharratkumul hayaatud dunyaa; fal yawma laa yukhrajuuna minhaa wa laahum yusta’tabuun

  1. Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu telah menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia.” Maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertobat.

فَلِلّٰهِ الۡحَمۡدُ رَبِّ السَّمٰوٰتِ وَرَبِّ الۡاَرۡضِ رَبِّ الۡعٰلَمِيۡنَ

Falillaahil hamdu Rabbis samaawaati wa Rabbil ardi Rabbil-‘aalamiin

  1. Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan (pemilik) langit dan bumi, Tuhan seluruh alam.

وَلَهُ الۡكِبۡرِيَآءُ فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ۖ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ

Wa lahul kibriyaaa’u fissamaawaati wal ardi wa Huwal ‘Aziizul Hakiim

  1. Dan hanya bagi-Nya segala keagungan di langit dan di bumi, dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.

Akhir Kata

Nah, seperti itulah kiranya pembahasan lengkap mengenai keutamaan surat Al Jatsiyah dapat Sekolahpesantren.id sampaikan. Semoga saja dengan adanya informasi diatas bisa membantu kalian semua sedang membutuhkan.